Manusia di ciptakan dengan di beri naluri ketertarikan dengan lawan jenis. Akan tetap ia juga di beri kebebasan untuk membatasi dan mengekang naluri itu. Jatuh cinta itu wajar, tapi jika terjadi berkali-kali atau membuat seseorang menjadi lupa akan kodratnya sebagai hamba dan manusia, maka hal itu menjadi tidak wajar bahkan sangat berbahaya. Karena ia gagal mengendalikan naluri alamiahnya.
Akhirnya ia kehilangan kewarasan dan akal sehatnya. Ia sudah tidak berdaulat lagi melawan perasaanya. Padahal jika berpikir realistis, orang yang membuatnya jatuh cinta itu belum tentu baik untuk kehidupanya kelak. Kalau toh baik, dalam arti akan menjadi jodohnya, tentu akan menjadi miliknya kelak. memang penundaan seringkali menyakitkan tapi akan menyelamatkan.
Kebanyakan orang- anak muda khususnya yang sedang tenggelam dalam lautan cinta memang susah untuk bangkit. Fikiran dan perasaanya terlanjur di penuhi oleh wajah pujaan hatinya. Akhirnya banyak kewajiban yang harusnya di jalankan menjadi terbengkalai. Jatuh cinta memang takdir, tapi mencintai siapa dan kapan, itu pilihan. “ kalau jodoh tidak akan kemana” kata orang. Namun yang terjadi saat seseorang sedang jatuh cinta, ia seakan tak lagi punya pilihan selain terseret oleh arus perasaanya. Ia belum mampu mengatakan “ tunggu!”.
Jika kita yakin bahwa pilihan tuhan adalah yang terbaik, maka tidak perlu ada cinta yang terburu-buru. yaitu cinta yang terjalin tanpa ikatan agama. Sebab cinta yang terburu-buru akan berakhir dengan terburu-buru juga. kalau tidak jadi mantan ya jadi manten. Memang menunda adalah keputusan yang membutuhkan keberanian, akan tetapi penundaan yang terlalu lama juga memprihatinkan. Maka keseimbangan adalah kunci.
Tidak ada ceritanya orang mati bunuh diri gara-gara menunda cinta, yang ada adalah bunuh diri karena di khianati oleh cinta. “seorang pemberani mati sekali, seorang penakut mati berkali-kali” begitu kata seorang bijak.
Hidup ini terlalu sempit untuk cinta yang berakhir sia-sia. Semoga kita semua terselamatkan dari kesia-siaan.
Komentar
Posting Komentar