Langsung ke konten utama

Jatuh Cinta itu Takdir, Mencintai itu Pilihan

Manusia di ciptakan dengan di beri naluri ketertarikan dengan lawan jenis. Akan tetap ia juga di beri kebebasan untuk membatasi dan mengekang naluri itu. Jatuh cinta itu wajar, tapi jika terjadi berkali-kali atau membuat seseorang menjadi lupa akan kodratnya sebagai hamba dan manusia, maka hal itu menjadi tidak wajar bahkan sangat berbahaya. Karena ia gagal mengendalikan naluri alamiahnya.



Akhirnya ia kehilangan kewarasan dan akal sehatnya. Ia sudah tidak berdaulat lagi melawan perasaanya. Padahal jika berpikir realistis, orang yang membuatnya jatuh cinta itu belum tentu baik untuk kehidupanya kelak. Kalau toh baik, dalam arti akan menjadi jodohnya, tentu akan menjadi miliknya kelak. memang penundaan seringkali menyakitkan tapi akan menyelamatkan.

Kebanyakan orang- anak muda khususnya yang sedang tenggelam dalam lautan cinta memang susah untuk bangkit. Fikiran dan perasaanya terlanjur di penuhi oleh wajah pujaan hatinya. Akhirnya banyak kewajiban yang harusnya di jalankan menjadi terbengkalai. Jatuh cinta memang takdir, tapi mencintai siapa dan kapan, itu pilihan. “ kalau jodoh tidak akan kemana” kata orang. Namun yang terjadi saat seseorang sedang jatuh cinta, ia seakan tak lagi punya pilihan selain terseret oleh arus perasaanya. Ia belum mampu mengatakan “ tunggu!”. 

Jika kita yakin bahwa pilihan tuhan adalah yang terbaik, maka tidak perlu ada cinta yang terburu-buru. yaitu cinta yang terjalin tanpa ikatan agama. Sebab cinta yang terburu-buru akan berakhir dengan terburu-buru juga. kalau tidak jadi mantan ya jadi manten. Memang menunda adalah keputusan yang membutuhkan keberanian, akan tetapi penundaan yang terlalu lama juga memprihatinkan. Maka keseimbangan adalah kunci.

Tidak ada ceritanya orang mati bunuh diri gara-gara menunda cinta, yang ada adalah bunuh diri karena di khianati oleh cinta. “seorang pemberani mati sekali, seorang penakut mati berkali-kali” begitu kata seorang bijak.

Hidup ini terlalu sempit untuk cinta yang berakhir sia-sia. Semoga kita semua terselamatkan dari kesia-siaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beberapa Dimensi Manusia dalam Al Qur’an

Alexis Carrel, seorang dokter peraih Nobel menulis sebuah buku berjudul “Man The Unknown” yang artinya manusia yang belum terdefinisikan atau belum dikenali hakikat nya.  Banyak buku sejenis yang membahas tentang siapa dan bagaimana sebenarnya manusia. Akan tetapi hasil penelitian mereka berujung pada perbedaan dan perdebatan yang belum tuntas ujung pangkal nya. Tidak hanya buku-buku bernuansa Barat yang penelitian nya tentang manusia menitikberatkan pada sesuatu yang empirik (bisa diindera), Al Qur’an juga mengupas panjang lebar tentang sosok yang misterius ini.  Dalam Al-Qur’an setidaknya disebutkan beberapa nama yang kesemuanya merujuk pada dimensi-dimensi rumit manusia. Manusia dalam Istilah Al Qur’an adalah Kalam Tuhan yang berfungsi sebagai petunjuk jalan dan penerang hidup. Setiap kata yang digunakan oleh kitab Pamungkas para Nabi ini selalu merujuk pada fitrah kesejatian dan fungsi kegunaan.  Artinya penjelasan Al Qur’an adalah realitas kesejatian wujud yang bisa ...

Asal-usul Kesenian Barongan Blora

Blora, Baladamedianusantara - Mendengar kesenian barong atau kesenian barongan tentu tak asing lagi di telingan kalian. Yaps, itu adalah salah satu kesenian yang sangat populer di Jawa Tengah, lebih-lebih kalian yang berada di kabupaten blora, kabupaten yang memiliki ciri khas barongan tersebut tentu memiliki jumlah seniman barongan yang cukup banyak. Seni barong merupakan sebuah kesenian yang sangat populer di kalangan masyarakat blora, tapi apakah kalian tahu bagaimana sejarahnya hingga bisa seperti yang kita nikmati sekarang? Istilah barongan sendiri merupakan topeng kepala yang dibuat menyerupai singo barong atau singa besar sebagai penguasa hutan angker dan sangat buas. Tokoh singo barong dalam cerita barongan disebut juga gembong Amijoyo yang berarti harimau besar yang bertenaga. Kesenian barongan biasanya ditampilkan dalam bentuk tarian kelompok yang menggambarkan keperkasaan gerak seekor singa raksasa. Oleh karena itu, peranan singo barong dalam pertunjukan sangat dominan. Adap...

Mengenal 4 Elemen Inti Manusia : Api, Air, Tanah, Dan Udara

Manusia tidak akan bisa lepas dari empat unsur alam, yakni api, air, tanah dan udara. Setiap saat ia menghirup udara. Artinya ia mewarisi sifat dan watak udara atau angin, yang kadang kencang, kadang kering, kadang sejuk kadang panas. Memang, frekuensi atau ukuran udara tergantung pada kondisi yang melingkupi nya. Sebab udara tidak bekerja sendiri, tapi bertukar energi dengan api, air dan tanah. Kondisi udara di pegunungan tentu sangat berbeda dengan di perkotaan. Kehidupan Di pegunungan cenderung alami. Banyak pohon dan sungai yang belum banyak tercemari oleh polusi udara atau limbah pabrik. Hal ini membuat udara sebagai pemasok oksigen menjadi sangat fresh dan menyegarkan. Di tambah hewan ternak yang juga membantu perputaran siklus rantai makanan menjadi seimbang. Sedangkan diperkotaan, kondisi nya hampir terbalik. Imam Ghazali dalam kitab kimya sa’adah menggambarkan dengan sangat indah tentang perumpamaan jiwa dan tubuh Manusia sebagai sebuah kota. Pusat ‘pemerintahan’ berada di hat...